Selasa, 28 Juni 2011

23 Juni 2011- Lang-Lang

Habib Ali Akbar Bin Agil
Peristiwa perjalan Nabi Muhammad di malam hari dan kenaikan ke langit yang berakhir dengan pertemuan dramatis dengan Allah (Isra`-Mi`raj) kembali kita peringati pada tahun ini. Biasanya, kajian yang disampaikan dalam peringatan tersebut, berkisar antara perintah shalat, dialog nabi dengan Musa, dialog Allah dengan Rasul, pemandangan surga dan neraka yang dilihat oleh beliau, pertemuan dengan sejumlah nabi dan rasul sebelum beliau.

Pada peringatan kali ini, kita ingin lebih jauh menapaktilasi peristiwa monumental ini dengan lebih dalam, hangat, dan nyata dalam kehidupan. Setidaknya, ada empat hikmah penting yang patut kita catat.

Pertama, perjalanan Isra`-Mi`raj terjadi dari satu masjid ke masjid lainnya; dari masjidil haram menuju masjidil aqsha. Hikmah pertama memberi petunjuk, jika sumber daya umat ingin maju dan berkualitas, masjid harus dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan mental spiritual.

Keharusan memakmurkan masjid, karena hanya orang yang beriman kepada Allah sajalah yang mampu menunaikannya. “Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah sajalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah. Maka, merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. At-Taubah 18)

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman: Hamba-hamba yang paling Kucintai di sisi-Ku adalah mereka yang saling mencintai karena-Ku, memakmurkan masjid-masjid-Ku, dan memohom ampun (beristighfar) di waktu malam.”

Abu Sa`id meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian melihat seseorang membiasakan diri dekat dengan masjid, maka saksikanlah bahwa ia orang yang mempunyai iman.” (HR. Turmudzi)

Abu Darda pernah menulis surat kepada Salman. Isi suratnya, “Jadikanlah masjid sebagai rumahmu. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Masjid adalah rumah tiap insan yang bertakwa.” Allah telah menjamin untuk memberi kebahagian dan kesenangan serta kemudahan melewati jembatan menuju kepada-Nya, bagi orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya.”

Generasi yang baik lahir dari rahim masjid. Sayangnya, di banyak kesempatan, kita saksikan dengan mata kepala masjid-masjid yang kosong melompong. Banyak masjid baru dibangun, namun nihil jama`ah. Hanya di waktu tertentu, rumah Allah mendapat kunjungan.

Kedua, membuktikan betapa luasnya ilmu Allah. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Termasuk peristiwa isra`-mi`raj. Secara logika, sangat musykil dapat membenarkan kejadian ini. Namun, hanya dengan keyakinan akan luasnya ilmu Allah sajalah menjadi mungkin dan bisa.

Ilmu Allah amat luas. Tidak tersekat oleh ruang dan waktu. Tidak terbatas pada lembaran halaman buku dan cairan tinta. Ilmu Allah di luar nalar manusia. Oleh karena itu, bagaimanapun hebatnya manusia, ia tetap harus menyadari bahwa ilmu manusia amat sedikit, sekaligus memberikan pembenaran pada firman Allah: “Tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” (Qs. Al-Isra` : 85)

Oleh karena itu, kita dituntut untuk terus menerus melakukan pengkajian ilmu Allah lewat belajar. Tidak ada batasan usia dalam mencari ilmu. Tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, semuanya mempunyai kesempatan yang sama untuk menggali tanda-tanda kekuasaan Allah.

Ketiga, memperkokoh loyalitas dan kesetiaan Nabi Muhammad SAW setelah dirundung duka. Dalam sejarahnya, dakwah Rasulullah tak pernah sepi dari gangguan kafir Quraisy. Di tengah tantangan dakwah itu, kesedihan yang tak terperikan dihadapi Rasulullah, yakni wafatnya dua orang paling disegani dan dikasihi Nabi SAW, sang paman Abu Thalib dan istri tercinta Khadijah. Dengan totalitas yang tak diragukan lagi, keduanya adalah pendukung setia dakwah Rasulullah. Wafatnya kedua pendukung utama ini, merupakan ujian besar bagi perjuangan Rasul SAW.

Dengan Isra-Mi`raj, Allah ingin memberikan pelajaran kepada ‘sang kekasih’ bahwa boleh saja seseorang membutuhkan manusia namun tidak menjadikan bantuannya sebagai pusat segalanya. Ketergantungan hanya layak kepada Allah SWT. Sebab Allah-lah satunya-satunya dzat penolong, pemberi bantuan, dan petunjuk dengan segala kuasa-Nya.
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)…” (Qs. Al-Baqarah : 257).

Setelah memperingati isra`-mi`raj, semestinya kita memiliki loyalitas dan kesetian kepada Allah yang lebih dahsyat yang dengannya, kita mau terikat dengan ajaran-ajaran Ilahi.

Keempat, memperkokoh semangat dakwah. Hikmah keempat ini adalah memberikan dorongan dan semangat membara di dada nabi dan umat yang telah masuk Islam untuk memantapkan langkah dakwah selanjutnya.

Kaidah dakwah yang baik adalah mengajak manusia dengan lemah lembut, penuh persahabatan, tidak main vonis, mudah mengkafirkan, atau malah membuat orang lain lari terbirit-birit karena dihinggapi rasa takut dari sang aktivis dakwah.

Karenanya, semangat dakwah yang telah dipanggungkan oleh nabi dan sahabatnya harus disertai adab, etika, bahkan seni berdakwah. Dalam Al-Qur`an terpampang perintah mengajak Fir`aun untuk beriman kepada Allah dengan cara yang lemah lembut.

Diceritakan, ada seorang Wa'izh (pemberi nasihat) datang kepada Khalifah Harun Al-Rasyid. Orang itu berkata dengan cara yang sangat kasar. Maka Harun berkata: “Ingatlah bahwa aku tidak lebih buruk daripada Fir'aun, dan engkau tidak lebih baik daripada Musa , meskipun demikian, Allah telah memerintahkan Nabi Musa untuk berkata kepada Fir'aun dengan cara yang lemah lembut.”

Lalu Harun Al Rasyid membaca ayat 44 dari surat Thaha, “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.”

Empat hikmah di atas menyembulkan beragam pertanyaan untuk diri kita: “Sudahkah kita aktif ke masjid untuk memakmurkannya dengan beragam kegiatan?” “Sudahkah kita gigih untuk mencari ilmu Allah?” “Sejauh mana loyalitas dan kesetian kepada Allah?” dan “Seberapa kuat semangat dakwah kita ke jalan Allah?”
(KUTIPAN TAUSIYAH INI ADALAH ULASAN YANG JUGA SUDAH DITULIS BELIAU DI CATATANNYA)

KH. Rofi’an Karim

Isra’Mi’raj – intinya adalah peristiwa dimana Rasulullah S.A.W nampi (menerima) perintah sholat 5 waktu.
Sholat 5 waktu merupakan amal ibadah yang paling agung,,seperti yang dikatakan oleh Habib Alawi al maliki al hasani “Sholat adalah ibadah yang paling agung”

Kenapa sholat 5 waktu disebut ibadah yang paling agung??
Jawaban
1.Keagungan sholat 5 waktu karena perintah sholat 5 waktu ini didapat melalui proses peristiwa yang mulia yaitu melalui peristiwa Isra’ & Mi’raj
Dalam peristiwa isra’& mi’raj dimulai dengan
a.    dijemputnya Rasulullah S.A.W oleh Malaikat Jibril yang di damping jg dengan malaikat Mikail &Isrofil (terdapat 2 riwayat disini yang satu menyatakan bawah Rasulullah dijemput oleh ke 3 malaikat tersebut dengan membuka atap rumah Rasulullah pada suatu malam namun diriwayat lain menjelaskan bahwa Rasulullah dijemput ketika pada suatu malam berada di hijir isma’il)
b.    Kemudian Rasulullah di bopong oleh ketiga malaikat tersebut ke sumur zam-zam untuk dibuka dada Rasulullah dan dibersihkan hati Rasulullah dengan air zam-zam.
c.    Setelah itu Rasulullah memulai perjalanan dengan menaiki kendaraan yang disebut Buroq (Kendaraan yang lebih kecil dari kuda namun lebih besar dari keledai). Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa kendaraan buroq ini adalah kendaraan yang jg pernah dinaiki oleh Nabi Ibrohim a.s namun dalam sebuah riwayat lain dan jg kesepakatan para ulama’ menyatakan bahwa kendaraan ini adalah kendaraan yang khusus hanya untuk Rasulullah S.A.W saja, dan hanya Rasulullah S.A.W yang pernah menaikinya.
d.    Dalam perjalanan banyak peristiwa yang beliau saksikan termasuk beliau mengunjungi SYURGA & NERAKA. Sampai akhirnya bertemu dengan Allah S.W.T dan menerima perintah Sholat 5 waktu.

2.Kesuksesan diakhirat tergantung deng kesuksesan kita dalam mengatur sholat 5 waktu. Jika Sholat sudah sukses pengaturannya dan pengamalannya maka kesemuanya insyaallah juga akan mengikuti baik. Karena orang yang sudah sukses mengatur dan mengamalkan sholat 5 waktu maka dia akan tahu antara hal yang baik dan buruk, Namun saat kita belum sukses dalam pengaturan & pengamalan sholat 5 waktu maka kita termasuk orang-orang yang merugi
3.Sholat adalah suatu hal yang akan pertanyaan pertama kali di Yaumil Hisab
4.Kesuksesan dunia juga akan didapt dari suksesnya mengurusi sholat 5 waktu, hal ini dapat kita lihat dari salah satu rukun sholat yang kita kerjakan yaitu DUDUK DIANTARA DUA SUJUD, dalam amalan ini do’a yang kita baca adalah
Rabbighfirli Warhamni Wajburnii Warfa'nii Warzuqni Wahdinii Wa'Aafinii Wa'fuanni” didalam do’a ini terdapat 8 permintaan, dan jika kesemuanya di kabulkan oleh Allah S.W.T maka sukseslah dunia itu

Robbighfirly : Tuhan, Ampuni aku
(Masalah setiap manusia adalah bersumber dari sebuah kesalahan yang kita perbuat, tak akan ada masalah jika kita tidak berbuat salah maka dengan kita memohon ampun kepada Allah S.W.T atas kesalahan kita insyaallah Allah S.W.T akan membukakan jalan keluar dari permasalahan kita)
Warhamni : Sayangi aku
Wajburnii: Cukupkanlah kekuranganku
Warfa’ni : Angkatlah derajatku
Warzuqni : Berilah aku rizqi
Wahdinii : Berilah aku petunjuk
Wa ‘aafinii :Berilah aku kesehatan
Wa’fuanni : Dan maafkanlah kesalahanku

Tambahan : Sholat berjamaah dimasjid salah satu faedahnya adalah untuk menjalin kerukunan bersama semua jama’ah

(WALLOHU’ALAM BISSHOWAB)

Demikian kutipan tausiyah dari Habib Ali Akbar Bin Agil & KH.Rofi’an Karim. Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan.

Sumber: Ana Aliyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar